TAK PERNAH BERHENTI MENGABDI..
Tak bisa dipungkiri, tingginya dinamika sosial politik, pola pikir
masyarakat yang kritis serta euphoria reformasi cenderung menuntut
kinerja profesional di segala lini layanan publik. Tak terkecuali
institusi Polri.
Sadar akan tugas berat ini, jajaran Polres Sragen dibawah komando Kapolres AKBP Susetio Cahyadi, SIK, MH mencoba memberi warna lebih bagi institusi korps coklat serta mereduksi image negatif yang selama ini kerap dialamatkan ke polisi.
Berangkat dari motivasi itulah, sejak didaulat mengemban jabatan Kapolres Sragen 15 Nopember 2012, AKBP Susetio Cahyadi berinisiatif merintis konsep dan program yang terbukti telah terbukti menelorkan banyak catatan keberhasilan serta mendapat respon positif dari masyarakat.
Berbagai program itu semuanya digagas untuk satu tujuan, memberi pengabdian terbaik dan tiada henti kepada semua elemen masyarakat. Dan komitmen untuk menegakkan citra polisi yang dekat, melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat namun tetap bermartabat, akan terus dikedepankan melalui konsep-konsep yang dijabarkan berikut ini :
GRIYA AMAN ( Safe House) 110
Program Griya Aman atau Safe House ini pertama kali dilaunching
dengan line telepon 112. Konsep layanan panggilan darurat dan gratis ke
112 yang digagas untuk memberikan ruang bagi masyarakat yang butuh
bantuan dan menyampaikan informasi kepada kepolisian.Tujuannya mempercepat pelayanan, memberikan rasa aman dan mencegah kerawanan tindak kriminalitas. Sebagai penunjang koordinasi, ada 208 rumah atau sukarelawan di 208 desa yang ditunjuk sebagai griya aman atau mitra. Fungsinya memfasilitasi dan menyampaikan informasi dari masyarakat sekitarnya kepada ke kepolisian.
Seiring dengan keberhasilan Safe House 112, pada 19 Maret 2013 konsep ini direvitalisasi dengan berubah menjadi Safe House 110. Namun tak hanya sekadar line telepon yang berubah, revitalisasi menuju Safe House 110 juga diiringi peningkatan jumlah kemitraan yang semula hanya 208 sukarelawan menjadi 300 relawan yang tersebar di 208 desa.
“Cukup efektif. Beberapa masyarakat pernah memberi laporan tindak kriminal seperti adanya judi cap jie kie di Banaran, Sambungmacan dan beberapa lokasi. Pernah pula suatu ketika ada kecelakaan di Grompol, lalu ada masyarakat yang telepon kami di 110 sehingga seketika itu kami langsung menerjunkan personel ke sana untuk penanganan. Ternyata program ini memang banyak membantu dan kadang justru lebih dari yang diharapkan,” ujar Kasat Binmas, AKP Suseno.
POLICE HAZARD (PH) PAGI
Untuk memaksimalkan peran pelayanan kelancaran dan keselamatan di
jalan raya, digulirkan Program PH Pagi. Selama hampir satu jam antara
pukul 06. 30 WIB – 07.30 WIB, semua personel dikerahkan untuk bersiaga
di titik rawan yang membutuhkan kehadiran polisi, terutama di
jalur-jalur utama sampai ke tingkat kecamatan/Polsek.Tak hanya mengatur kelancaran arus lalu lintas, kehadiran personel selama satu jam setiap pagi itu juga diharapkan bisa memberikan rasa aman serta mengantisipasi tindak kriminal. Yang membedakan dengan Polres lain, di Polres Sragen tak hanya mengandalkan personel Lantas namun semua fungsi seperti Shabara, Reskrim juga ikut diterjunkan bahkan hingga seluruh Polsek. Bahkan, hampir setiap pagi, Kapolres juga terjun langsung berpatroli serta memantau pelaksanaan PH Pagi dengan bersepeda angin.
POLICE HAZARD (PH) SORE DAN 8 POLISI KHUSUS
Sebagai kelanjutan PH Pagi, sore harinya semua fungsi mulai dari
Satuan Narkoba, Reskrim, Intel dan staff kembali diterjunkan untuk
mengikuti kegiatan PH Sore. Selepas jam dinas mereka diterjunkan ke
obyek vital seperti di ATM, Perbankan, toko emas, dan lokasi publik
yang rawan tindak kejahatan.Untuk menunjang mobilitas dan kesigapan, juga dibentuk tim Polisi Khusus (Polsus) yang beranggotakan delapan personel bersenjata lengkap dan berkendaraan khusus. Selama 24 jam, tim ini siaga di titik sentral pusat kota dan bertugas melakukan patroli mobile di jalur rawan serta hadir di setiap kegiatan masyarakat.
Dengan siaga, diharapkan sewaktu-waktu ada kejadian atau laporan tindak kriminal bisa langsung meluncur dan tertangani. Adanya patroli sesering mungkin juga akan memberi efek psikologis bagi pelaku tindak kriminalitas serta menghilangkan kesempatan seseorang untuk berbuat kriminal.
PANTAUAN KESIAGAAN TIAP 2 JAM
Dalam rangka menjaga kesiagaan personel di seluruh jajaran dan
Polsek, Kapolres menggulirkan program pantauan komunikasi setiap 2 jam
sekali. Setiap dua jam sekali, perwira yang bertugas piket diwajibkan
berkomunikasi dengan seluruh polsek untuk menanyakan situasi dan kondisi
yang terjadi.Program ini digagas untuk menanamkan budaya selalu sigap dan siaga bagi semua personel. Sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan koordinasi, ada kejadian maupun masyarakat yang membutuhkan pelayanan, personel dalam kondisi siap untuk melayani. Program ini pula yang kemudian mengantarkan Polres Sragen di posisi teratas Polres dengan tingkat intensitas dan mobilitas frekuensi komunikasi tertinggi diantara 35 Polres se-Jateng.
PROGRAM JUMAT BERSIH
Padatnya tugas dan rutinitas kegiatan tak lantas membuat persnole
lepas dari ikatan sebagai bagian dari masyarakat sosial. Sebagai bentuk
kepedulian serta mendekatkan kemitraan dengan lingkungan kerohanian,
meluncurlah program Jumat Bersih.Selesai apel dan olahraga rutin hari Jumat, dibentuk kelompok personel yang secara terjadwal diterjunkan membantu membersihkan ke tempat ibadah baik masjid, gereja maupun pura.
Selain meringankan beban pengurus tempat ibadah dalam memberikan kenyamanan tempat ibadah, giat Jumat Bersih ini juga sebagai wahana untuk mendekatkan kemitraan dengan elemen serta tokoh agama yang ada.
POLISI BERSAHABAT
Sebagai pelayan publik, keberadaan polisi memang tak bisa lepas dari
keterikatan interaksi sosial dan lingkungan sekitar. Sebagai penunjang
sinergitas dan memperluas jaringan informasi, Kapolres menggulirkan
program bertajuk “Polisi Berteman”.Setiap personel di semua fungsi dan tingkatan diharuskan mencari daftar relasi atau mitra sebanyak-banyaknya dari kalangan umum baik dari tokoh masyarakat maupun pejabat yang setara. Selain mendekatkan kemitraan, program ini juga untuk memudahkan bersinergi serta berkoordinasi dalam banyak hal.
Kapolres juga membuat sejumlah terobosan program untuk meningkatkan kinerja jajaran personelnya dalam memberikan pelayanan dan perlindungan keamanan masyarakat. Di antaranya adalah sebagai berikut :
DARI MAKLUMAT HIBURAN MALAM HINGGA SIAGA BENCANA
Sebagai daerah dengan latarbelakang budaya dan karakter kecintaan
seni yang kuat, intensitas hiburan campursari atau budaya lokal di
pentas hajatan warga memang cukup tinggi. Guna menekan potensi kerawanan
kamtibmas utamanya pada pementasan malam hari, Kapolres mengeluarkan
maklumat pembatasan jam operasional Campursari atau hiburan malam hanya
sampai pukul 00.00 WIB.Di setiap lokasi hajatan, juga dipasangi larangan konsumsi miras. Selain memberi rasa aman kepada empunya hajat dan pekerja seni yang pentas, maklumat ini juga untuk meminimalisir potensi kerawanan yang biasanya kerap muncul ketika durasi pentas dibebaskan berlarut hingga dinihari.
Sebagai wujud tanggungjawab dan pengabdian ke masyarakat, Kapolres juga merilis sejumlah maklumat. Seperti maklumat kelancaran lalu lintas dan maklumat tentang kesiagaan dalam menangani bencana utamanya banjir. Kemudian deklarasi anti premanisme dan terorisme yang hingga kini terus dilakukan dengan menjalin kemitraan dan komunikasi sampai ke tingkat kecamatan bekerjasama dengan Polsek dan Danramil.
DARI OLAH TKP SAMPAI PENGAMANAN PILGUB
Sebagai aparat yang dituntut siap melayani 24 jam, selain kesiagaan
semua personel tentu dituntut untuk memiliki kompetensi sesuai
fungsinya. Untuk mengasah kemampuan personel, Kapolres berinisatif
menggulirkan serangkaian konsep simulasi.Guna meningkatkan kompetensi dalam mempercepat penanganan kasus, digelar simulasi olah penanganan pertama di Tempat Kejadian Perkara (TKP) dengan sasaran seluruh personel unit Reskrim Polres dan Polsek yang digelar secara rutin dan terjadwal. Lalu ada pula simulasi penanganan Laka Lantas untuk mengasah teknik analisa penyebab kecelakaan.
Menghadapi agenda pesta demokrasi, utamanya Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jateng 2013, juga telah digelar simulasi penanggulangan huru-hara yang diharapkan meningkatkan kemampuan personel untuk selalu sigap bertindak sesuai prosedur jika dihadapkan pada situasi di lapangan nyata.
Untuk momen Pilgub 26 Mei, juga telah disusun konsep pengamanan terpadu dengan pola 2-612 atau dua polisi untuk enam Tempat Pemungutan Suara (TPS) dibantuk 12 linmas. Masing-masing anggota juga dibekali buku saku yang bisa dijadikan panduan untuk mengambil langkah serta sigap menghadapi situasi di lapangan.
DARI PEMBINAAN ROHANI HINGGA BIMBINGAN PSIKOLOGIS
Sebagai penguatan terhadap nilai-nilai keagamaan di kalangan
personel, setiap hari Rabu, secara rutin semua personel mengikuti
kegiatan pembinaan rohani dan mental (Binrohtal) sesuai agama dan
keyakinan masing-masing. Dengan pencerahan dan penanaman nilai agama,
personel diharapkan memiliki pengendalian diri serta membentengi dari
deviasi perilaku serta tindakan neka-neka.Untuk menjaga kebugaran, personel juga diwajibkan mengikuti serangkaian program penjagaan kondisi fisik. Mulai dari olahraga rutin setiap hari, latihan beladiri setiap Jumat, hingga program diet untuk 100 polisi berbobot di luar porsi ideal.
Yang membedakan dari Polres lain, program diet ini tak hanya dengan sit up, push up maupun lari, namun juga diisi dengan kegiatan renang massal. Polres juga menggandeng psikolog dan lembaga khusus untuk memberikan bantuan pendampingan bagi anggota yang mengalami tekanan mental atau psikologis berlebih.
DARI REWARD SAMPAI JAMINAN HAK DI AKHIR DINAS
Untuk memacu motivasi dan kinerja personel, Kapolres juga menerapkan
program pemberian rewarrd (penghargaan). Semua personel yang dinilai
berprestasi dan mampu mengungkap kasus menonjol diberikan penghargaan
yang diserahkan bersamaan dengan momen upacara pada tanggal 17 setiap
bulan.Reward dimaksudkan untuk menaikkan moril personel sekaligus memberi jaminan terhadap raihan prestasi atau sebuah keberhasilan. Raihan rewarrd juga akan dimasukkan dalam catatan pribadi personel sebagai kredit poin ketika menempuh pendidikan maupun promosi jabatan.
Selain terbukti efektif mendongkrak kinerja personel yang ditunjukkan dengan meningkatnya angka ungkap dan penyelesaian kasus, program ini secara diam-diam sudah mulai dilirik dan diterapkan oleh Polres lain.
Bagi personel yang memasuki masa akhir dinas, juga dipermudah dengan bantuan pengurusan hak-haknya setahun sebelumnya. Sehingga ketika tiba masa pensiun, semua hak-hak personel sudah terjamin dan terselesaikan.
APA KATA MEREKA
1. Tiwi Afrina (23), Mahasiswa STIK-PTIK Akpol Semarang“Selama melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di Sragen, saya terkesan dengan kinerja yang ada di Polres Sragen. Menurut saya, Polres Sragen agak berbeda dengan Polres lain karena di sini menerapkan kegiatan PH Pagi yang dilakukan tidak hanya dari personel lalu lintas tapi semua fungsi dan melibatkan semua personel dari pangkat Bintara sampai Kompol. Lalu ada pembinaan peribadatan untuk personel dari semua agama serta dibekali kemampuan bela diri wajib. Kemudian ada program peningkatan kemampuan Bahasa Inggris bagi personel sangat bagus untuk antisipasi sewaktu-waktu ada pengaduan atau kunjungan dari wisatawan asing,”
2. Sugiyamto, Ketua DPRD Sragen
“Terobosan program dan kinerja Polres selama dipegang Kapolres AKBP Susetio Cahyadi cukup bagus. Terutama program pengamanan jalur setiap pagi itu sangat membantu masyarakat utamanya pengguna jalan, pekerja kantor dan anak sekolah. Selain itu, pelayanan dan koordinasi juga mudah. Begitu telepun minta bantuan atau memberi informasi langsung cepat direspon,”
SUMBER: KORAN